Kudus Kota Kretek

Kenapa kok disebut ROKOK KRETEK karena balutan klobot dan racikan cengkeh dibakar dan ketika dihisap mengeluarkan bunyi "keretek"

Pada massa akhir abad ke-19 dan awal abad ke–20, Kota Kudus kalipertama membuat rokok terkenal di Hindia Belanda yang hampir menguasai seluruh distribusi rokok di Hindia Belanda bahkan menyeberang sampai ke negeri Belanda.
Pada massa itu Nitisemito disebut-sebut sebagai pengusaha rokok terkaya seindonesia.

                                                 Baca ↪ Profil Nitisemito

Dituliskan sebuah buku berjudul " Raja Kretek Nitisemito " yang pada dasarnya menguak tentang kehidupan pengusaha rokok tersebut.
Di isi buku ini diceritakan, dulunya Nitisemito hanyalah pedagang yang gulung tikar dan terlilit hutang, Setelah bebas dari masalah hutang beliau beralih profesi sebagai kusir dokar. Di kala waktu luangnya beliau sering mampir ke warung Mbok Nasilah untuk nginang dan jinagong ( kongkow-kongkow ) dengan sesama kusir dokar. Witing tresno jalaran soko kulino ( karena sering bertemunya Mbok Nasilah dan Nitisemito akhirnaya jatuh cinta dan beliau memperistri Mbok Nasilah. Berawal dari pernikahannya kemudian lahir kerajaan rokok Nitisemito.

Dari cerita, Mbok Nasilah yang meracik cita rasa khas rokok kretek / klobot tersebut. Mbok Nasilah menciptakan rokok kretek dari klobot atau bungkus kulit jagung racikan tembakau, cengkeh dan dibungkus kulit jagung jadilah rokok kretek.

Pasangan Nitisemito–Nasilah ini serius menekuni bisnis rokok yang dilakoninya.
Lambat laun warung tembakau makin ramai. Akhirnya, Nitisemito meninggalkan pekerjaaanya yang dulu sebagai kusir.
Nitisemito-Nasilah berinsiatif membuat merk rokok sendiri, Awalnya memberi merek rokoknya dengan nama yang aneh seperti Tjap Kodok Mangan Ulo, Tjap Soempil, dan Tjap Djeroek.
Saat usia Nitisemito menginjak 53 tahun, pada tahun 1916, usahanya semakin meningkat. Saat itu beliau telah meresmikan nama Tjap Bal Tiga sebagai merk dagang. Pada tahun 1918, beliau  mendirikan pabrik rokok di Desa Jati seluas 6 hektare.


Nitisemito dan Nasilah berbagi job. Job Nitisemito bertanggung jawab atas manajemen dan pemasaran Rokok Tjap Ball Tiga dan Job Nasilah bertanggung jawab mengurusi dapur racikan rokok.
Pabrik Rokok Nitisemito mempekerjakan karyawan sampai 10.000 pekerja. Bahkan, saat itu Nitisemito memperkerjakan orang belanda sebagai management akutansi.

Cara marketing beliau sangat genius dikala era-nya, Canvasing dilakukan dengan cara menyewa pesawat fokker untuk menyebarkan pamflet merk rokoknya pada tahun 1930-an.
Strategi beliau sangat cerdik untuk membuat promosi kepada konsumen dengan meng iming-imingi hadiah dalam setiap pembelian rokok, Seperti hadiah piring, Cangkir, dan lain sebagainya.

Diera 1930-1940-an beliau dijuluki RAJA ROKOK KRETEK juragan rokok klobot, Asetnya kekayaan melimpah tak hanya rokok saja yang dikuasai dalam pasar bisnis property pun beliau kuasai.
Dalam bidang property beliau sebagai buyyer sehinga aset property ada dimana-mana beliau lah ROCKKEFELLER-nya tanah jawa atau Tuan Takur Tanah diera itu.
Beliau membangun Rumah Kembar karena memang ada dua rumah berbentuk sama persis yang dibangun bersisian dan dipisahkan Kali Gelis, Sampai sekarang bangunanya masih kokoh berdiri dan dijadikan ICON kota kudus.

Baca ↪ Istana Kembar Nitisemito

Kejayaan Nitisemito dan Rokok Bal Tiga tidak berlangsung lama. Karena persaingan pasar bisnis, Karena waktu itu Nitisemito harus bertarung melawan pabrikan lain yang lebih dulu mapan, seperti Tjap Goenoeng Kedoe milik M Atmowidjojo, Tjap Delima milik HM Muslich, Tjap Trio, sekarang dikenal sebagai Nojorono, kepunyaan Tjoa Khang Hay, Tjap Garbis dan Manggis milik M Sirin, serta Tjap Djangkar milik H Ali Asikin.

Baca ↪ Merk Rokok Yang Melegenda Diera 1930 - 1955-an

Ditambah lagi Nitisemito pernah tersangkut kasus penggelapan pajak ratusan ribu gulden, Nominal yang sangat besar diwaktu itu.
Pada akhirnya Nitisemito pun mengalami penyusutan dan gulung tikar.

Kenapa kok disebut ROKOK KRETEK karena balutan klobot dan racikan cengkeh dibakar dan ketika dihisap mengeluarkan bunyi "keretek"

Pada massa akhir abad ke-19 dan awal abad ke–20, Kota Kudus kalipertama membuat rokok terkenal di Hindia Belanda yang hampir menguasai seluruh distribusi rokok di Hindia Belanda bahkan menyeberang sampai ke negeri Belanda.
Pada massa itu Nitisemito disebut-sebut sebagai pengusaha rokok terkaya seindonesia.

                                                 Baca ↪ Profil Nitisemito

Dituliskan sebuah buku berjudul " Raja Kretek Nitisemito " yang pada dasarnya menguak tentang kehidupan pengusaha rokok tersebut.
Di isi buku ini diceritakan, dulunya Nitisemito hanyalah pedagang yang gulung tikar dan terlilit hutang, Setelah bebas dari masalah hutang beliau beralih profesi sebagai kusir dokar. Di kala waktu luangnya beliau sering mampir ke warung Mbok Nasilah untuk nginang dan jinagong ( kongkow-kongkow ) dengan sesama kusir dokar. Witing tresno jalaran soko kulino ( karena sering bertemunya Mbok Nasilah dan Nitisemito akhirnaya jatuh cinta dan beliau memperistri Mbok Nasilah. Berawal dari pernikahannya kemudian lahir kerajaan rokok Nitisemito.

Dari cerita, Mbok Nasilah yang meracik cita rasa khas rokok kretek / klobot tersebut. Mbok Nasilah menciptakan rokok kretek dari klobot atau bungkus kulit jagung racikan tembakau, cengkeh dan dibungkus kulit jagung jadilah rokok kretek.

Pasangan Nitisemito–Nasilah ini serius menekuni bisnis rokok yang dilakoninya.
Lambat laun warung tembakau makin ramai. Akhirnya, Nitisemito meninggalkan pekerjaaanya yang dulu sebagai kusir.
Nitisemito-Nasilah berinsiatif membuat merk rokok sendiri, Awalnya memberi merek rokoknya dengan nama yang aneh seperti Tjap Kodok Mangan Ulo, Tjap Soempil, dan Tjap Djeroek.
Saat usia Nitisemito menginjak 53 tahun, pada tahun 1916, usahanya semakin meningkat. Saat itu beliau telah meresmikan nama Tjap Bal Tiga sebagai merk dagang. Pada tahun 1918, beliau  mendirikan pabrik rokok di Desa Jati seluas 6 hektare.


Nitisemito dan Nasilah berbagi job. Job Nitisemito bertanggung jawab atas manajemen dan pemasaran Rokok Tjap Ball Tiga dan Job Nasilah bertanggung jawab mengurusi dapur racikan rokok.
Pabrik Rokok Nitisemito mempekerjakan karyawan sampai 10.000 pekerja. Bahkan, saat itu Nitisemito memperkerjakan orang belanda sebagai management akutansi.

Cara marketing beliau sangat genius dikala era-nya, Canvasing dilakukan dengan cara menyewa pesawat fokker untuk menyebarkan pamflet merk rokoknya pada tahun 1930-an.
Strategi beliau sangat cerdik untuk membuat promosi kepada konsumen dengan meng iming-imingi hadiah dalam setiap pembelian rokok, Seperti hadiah piring, Cangkir, dan lain sebagainya.

Diera 1930-1940-an beliau dijuluki RAJA ROKOK KRETEK juragan rokok klobot, Asetnya kekayaan melimpah tak hanya rokok saja yang dikuasai dalam pasar bisnis property pun beliau kuasai.
Dalam bidang property beliau sebagai buyyer sehinga aset property ada dimana-mana beliau lah ROCKKEFELLER-nya tanah jawa atau Tuan Takur Tanah diera itu.
Beliau membangun Rumah Kembar karena memang ada dua rumah berbentuk sama persis yang dibangun bersisian dan dipisahkan Kali Gelis, Sampai sekarang bangunanya masih kokoh berdiri dan dijadikan ICON kota kudus.

Baca ↪ Istana Kembar Nitisemito

Kejayaan Nitisemito dan Rokok Bal Tiga tidak berlangsung lama. Karena persaingan pasar bisnis, Karena waktu itu Nitisemito harus bertarung melawan pabrikan lain yang lebih dulu mapan, seperti Tjap Goenoeng Kedoe milik M Atmowidjojo, Tjap Delima milik HM Muslich, Tjap Trio, sekarang dikenal sebagai Nojorono, kepunyaan Tjoa Khang Hay, Tjap Garbis dan Manggis milik M Sirin, serta Tjap Djangkar milik H Ali Asikin.

Baca ↪ Merk Rokok Yang Melegenda Diera 1930 - 1955-an

Ditambah lagi Nitisemito pernah tersangkut kasus penggelapan pajak ratusan ribu gulden, Nominal yang sangat besar diwaktu itu.
Pada akhirnya Nitisemito pun mengalami penyusutan dan gulung tikar.

Kota Kudus

Blog, Updated at: April 11, 2017

0 komentar:

Posting Komentar

Header

Peta