Pada massa itu kota Kudus memiliki 12 pabrik yang lebih besar dari 16 pabrik menengah dan 7 pabrik kecil. Antara lain Merk Rokok dan pemilik pabrik tersohor waktu itu diantaranya;
M. Atmowidjojo (Merk Goenoeng kedoe)
H. M. Muslich (Merk delima)
H. Ali Asikin (Merk Djanger)
Tjoa Khang Hay (merk Trio) dan
H.Sirin (merk Garbis & manggis)
Nitisemito memiliki 10.000 dipekerjakan, menghasilkan 10 juta Kretek per hari pada tahun 1938. pemasaran produk-Nya dengan pesawat Fokker sewa penerbangan 200 gulden untuk promosi ke bandung dan jakarta.
Pabrik Nitisemito ditutup setelah beliau wafat (meninggal) karena semua anak-anaknya minta bagi waris (Perselisihan ahliwaris).
Dan pesaing seperti Nojorono (1940), Djamboe Bol (1939), Djarum dan Sukun (1950). Selama Perang Dunia II Dai Nippon mengambil alih / menyita aset Nitisemito dan pada tahun 1955 semua aset Nitisemito dibagi antara ahliwaris.
Baca ↪ Tjab Bal Tiga
Salah satu penyebab pabrik Nitisemito jatuh dikembangkan Kretek klobot Menak Djinggo pada tahun 1930 produk Nojorono, pabrik ini milik Kho djie Siong mantan Bal 3 agen di Pati.
Ketika Kho Djie Siong di pabrik Nitisemito Kho menemukan banyak informasi rahasia Mengenai Resep Racikan Mbok Nasilah dan Link Marketnya.
M Karman (menantu Nitisemito). pada tahun 1930 ketika penjualan Kretek menak Djinggo, ia pindah ke Koedoes dan dijual produk baru Nojorono.
Pemilik Djatoem Oei Wie Gwan.
Djarum Kretek rokok produksi dimulai dari 20 Agustus 1950 dengan 10 pekerja. Pemilik Oei Wie Gwan mantan Menak djinggo agen rokok di Jakarta, Bisnis pertama dengan pasar untuk Angkatan Darat i 1955 dan 1967 Djarum menggunakan mesin modern (Pelinting dan peracik Tembakau).
Merk Rokok Yang Marak Pada Saat Itu
- Merk Garbis (M.Sirin), Mark Gosok (Kam Kian Ho), Matjan (Aniek)
- Merk Malindjo-pabrik Podo-Podo, pabrik Mark Gajam Podo Podo, Mark OGO (M.Roesdie), Moeria Tjap kesemek Tiga klobot, Mark Kiosh (M Nadirunatmo)
Pada massa itu kota Kudus memiliki 12 pabrik yang lebih besar dari 16 pabrik menengah dan 7 pabrik kecil. Antara lain Merk Rokok dan pemilik pabrik tersohor waktu itu diantaranya;
M. Atmowidjojo (Merk Goenoeng kedoe)
H. M. Muslich (Merk delima)
H. Ali Asikin (Merk Djanger)
Tjoa Khang Hay (merk Trio) dan
H.Sirin (merk Garbis & manggis)
Nitisemito memiliki 10.000 dipekerjakan, menghasilkan 10 juta Kretek per hari pada tahun 1938. pemasaran produk-Nya dengan pesawat Fokker sewa penerbangan 200 gulden untuk promosi ke bandung dan jakarta.
Pabrik Nitisemito ditutup setelah beliau wafat (meninggal) karena semua anak-anaknya minta bagi waris (Perselisihan ahliwaris).
Dan pesaing seperti Nojorono (1940), Djamboe Bol (1939), Djarum dan Sukun (1950). Selama Perang Dunia II Dai Nippon mengambil alih / menyita aset Nitisemito dan pada tahun 1955 semua aset Nitisemito dibagi antara ahliwaris.
Baca ↪ Tjab Bal Tiga
Salah satu penyebab pabrik Nitisemito jatuh dikembangkan Kretek klobot Menak Djinggo pada tahun 1930 produk Nojorono, pabrik ini milik Kho djie Siong mantan Bal 3 agen di Pati.
Ketika Kho Djie Siong di pabrik Nitisemito Kho menemukan banyak informasi rahasia Mengenai Resep Racikan Mbok Nasilah dan Link Marketnya.
M Karman (menantu Nitisemito). pada tahun 1930 ketika penjualan Kretek menak Djinggo, ia pindah ke Koedoes dan dijual produk baru Nojorono.
Pemilik Djatoem Oei Wie Gwan.
Djarum Kretek rokok produksi dimulai dari 20 Agustus 1950 dengan 10 pekerja. Pemilik Oei Wie Gwan mantan Menak djinggo agen rokok di Jakarta, Bisnis pertama dengan pasar untuk Angkatan Darat i 1955 dan 1967 Djarum menggunakan mesin modern (Pelinting dan peracik Tembakau).
Merk Rokok Yang Marak Pada Saat Itu
- Merk Garbis (M.Sirin), Mark Gosok (Kam Kian Ho), Matjan (Aniek)
- Merk Malindjo-pabrik Podo-Podo, pabrik Mark Gajam Podo Podo, Mark OGO (M.Roesdie), Moeria Tjap kesemek Tiga klobot, Mark Kiosh (M Nadirunatmo)
0 komentar:
Posting Komentar